Sehari setelah pertemuanku dengan sandman di atm, aku memang
memenuhi permintaannya untuk bertemu lagi. Disana ia bercerita suatu kisah
dalam film berjudul GATSBY. Katanya kisah pemeran utama dalam film itu persis
seperti kisah hidupnya.
Dalam film itu pemeran utamanya berasal dari keluarga
miskin. Namun pria itu memiliki ambisi dan mimpi-mimpi besar dalam dirinya. Dia
jatuh cinta pada seorang gadis yang ia temui ketika dirinya masih miskin. Si pria
itu bertekad untuk mengejar mimpi-mimpinya dan meminta gadis pujaan hatinya
menunggu sampai ia kembali.
Kebetulan si pria itu bertemu dengan seorang saudagar kaya
yang menjual obat-obatan terlarang. Dia mengabdi padanya dan menjadi tangan
kanan si saudagar kaya itu. Beberapa tahun kemudian setelah ia kaya, ia kembali ke kota
tempatnya tinggal dulu untuk menemui dan menikahi gadis pujaan hatinya.
Sayangnya kekecewaan melandanya begitu ia tahu gadis itu
telah menjadi istri seorang pria kaya. Karena frustasi si pria itu membuat
pesta besar-besaran pada malam-malam tertentu dan mengundang semua orang yang
ada di kota itu. Tujuan ia mengadakan pesta itu tak lain adalah untuk dapat
bertemu gadis pujaan hatinya.
Sayangnya gadis itu tak pernah sekalipun datang menghadiri
pesta itu. Sampai suatu ketika salah seorang tamu dalam pesta itu mengaku
dirinya adalah kerabat gadis itu. Dan bersedia membantu mempertemukan pria itu
dengan gadis pujaan hatinya.
Akhirnya pada suatu malam, gadis itu menghadiri pestanya. Ia
bertemu dan menceritakan segalanya serta keinginannya untuk merebut kembali
gadis itu dari suaminya. Gadis itu setuju untuk pergi bersama si pria.
Sayangnya ending cerita ini tragis. Si pria tewas tertembak
oleh seseorang saat pelariannya bersama gadis pujaan hatinya untuk menghindari
kejaran suami gadis itu.
Entah apa maksud semua ini. Tapi sandman menceritakannya
padaku dengan begitu semangat. Aku pun bertanya padanya apa yang membuatnya
merasa sama dengan kisah dalam film itu.
“ambisiku untuk mimpi-mimpiku” jawabnya
Tapi entah karena aku wanita hingga terbawa suasana hati
atau bagaimana.. aku justru terfokus dengan kisah percintaan dalam film itu. Aku
berkata pada sandman.
“dalam kehidupan nyata semua itu akan berbeda. Ketika tidak
ada kepastian didapat seorang gadis dalam menunggu, ia tidak dapat terus
menunggu. Apalagi ketika ternyata suami yang menikahinya adalah pria yang luar
biasa mencintainya, luar biasa baik padanya dan luar biasa mendampinginya. Wanita
akan memilih untuk mengabdi pada suaminya itu. Karena disitulah jalan yang
nyata dan terbaik jelas terpampang didepan matanya”
Tapi sandman berpikiran lain “ga semua wanita akan seperti
itu kan ? ketika cinta sejatinya bukan suaminya”
Aku hanya terdiam….
Tapi dalam pikiranku dan hatiku muncul rasa takut untuk
mengartikan semuanya. Karena dalam kisah di film itu pada akhirnya akan tetap
menyedihkan meskipun ia mengejar cintanya terhadap pria itu.
Sebenarnya kisah dalam film itu saat ini akupun merasakannya
meskipun aku masih berada di persimpangan dimana sandman mengatakan ingin
mengejar mimpinya tanpa ada kepastian apapun terhadapku. Sedang didepanku,
seseorang yang luar biasa setia mendampingiku. Hati boleh memilih.. tapi logika
memegang peranan penting.
*ini sih judulnya galau. hehe
0 komentar:
Posting Komentar